Salah satu, bahkan mungkin
yang terkuat dalam menghalangi kita mencapai impian kita adalah Mental Block.
Ia yang menghalangi munculnya “ledakan” dari potensi-potensi sumber daya positif
yang telah diberikan oleh Tuhan kita, Allah SWT kepada setiap pribadi manusia. Banyak
sekali contohnya, seperti : rasa malas, kesedihan yang mendalam, trauma, dan ketakutan
terhadap berbagai hal lainnya yang bagi sebagian orang kurang logis.
Tentu kita tidak bisa
buru-buru memberikan “cap” kepada diri kita atau mereka yang mengalami hal
tersebut. Karena pasti ada alasan, niat, atau intensi yang positif di baliknya.
Dalam ilmu NLP (Neuro-Linguistic Programming) terdapat presuppositions,
yaitu sebuah set asumsi dasar yang melatarbelakangi munculnya segala pemikiran.
Salah satunya menyebutkan bahwa “Every behavior has utility and usefulness—in
some context”, jadi setiap perilaku
seseorang pasti memiliki niat atau maksud yang baik dibaliknya. Tentunya dalam
konteks tertentu, misalnya, ketika kita bertanya kepada seseorang mengapa ia
mengalami ketakutan ketika berada di ketinggian. Bisa jadi jawabannya adalah
karena ia tidak mau terjatuh atau tidak mau dirinya dalam kondisi yang
berbahaya.
Satu lagi contoh, “Mengapa koruptor melakukan korupsi ?”. Bisa jadi
ia ingin memperkaya dirinya, membahagiakan keluarganya, ingin dipandang dan
dihormati orang lain karena kekayaannya. Meskipun nyatanya hal tersebut salah,
tetapi si pelaku mempunyai maksud yang positif (dalam konteks tersebut) bukan?
Nah sebagai manusia
yang terus berusaha untuk baik dan berusaha meraih tujuan-tujuan yang baik, kita butuh cara yang benar-benar tepat untuk
mengatasi hambatan mental yang terjadi dalam diri kita. Salah satunya dengan
memberikan motivasi kepada diri sendiri dengan suatu bayangan keuntungan saat
tujuan kita tercapai sekaligus bayangan resiko apa yang akan terjadi jika kita
tidak mencapai tujuan kita.
Tahu gak sih?
Sebenarnya fitrah manusia memiliki dua sifat yaitu : mencari nikmat dan
menjauhi sengsara.
Contoh saja pengalaman
saat saya belajar hypnosis dan hypnotherapy di sebuah pelatihan, saya bisa menjadi
yang paling berani mempraktikkan apa yang telah diajarkan di kelas, di mana
pada saat itu peserta lain sangat sungkan untuk mempraktikkannya. Rasa sungkan
dalam belajar itu mental block yang cukup alot saudara-saudara :)
Lalu apa yang saya
pikirkan pada saat itu? Sederhana saja! “Eman-eman”.
Karena saya sejak SMA
memang sangat ingin mempelajari dan terjun dalam dunia professional hypnotherapy,
saya membayangkan keinginan tersebut saya raih dengan mudahnya jika saya mau
mempraktikkan sewaktu pelatihan.
Saya juga membayangkan perjuangan saya jauh-jauh
datang ke lokasi pelatihan yang berada di luar kota, dengan biaya pelatihan yang
tidak sedikit, dan perjuangan orang tua saya yang mendukung penuh dalam banyak
hal menjadi sia-sia jika saya tidak mau mempraktikkan. Alhasil, saya akhirnya sampai
hari ini bisa menguasainya dan bertambah semangat mempelajarinya dan
memanfaatkannya lebih luas. Alhamdulillah…
Jika boleh kita
rumuskan, maka rumusnya seperti ini :
Tentukan
tujuan
+
Tentukan
(keuntungan terbesar
jika berhasil + kerugian terbesar jika gagal)
=
Pencapaian tujuan
Mudah sekali bukan?
Mari kita coba dengan
tujuan baik kita masing-masing.
Oh iya, bukankah dalam
ajaran agama kita juga ada yang namanya Surga dan Neraka yang mewakili
kenikmatan dan kesengsaraan sebagai akibat perbuatan kita? Walaupun sangat
disayangkan dalam hal ini kebanyakan manusia mengabaikan. Maunya masuk surga tapi
tidak takut dengan neraka. Nah loh! Ayo kita berintrospeksi diri, jika kita
ingin mendapatkan kebaikan-kebaikan dari-Nya, lalu sejauh manakah kita sadar
bahwa perbuatan baik kita akan membawa kita meraih kebaikan berlipat-lipat di
dunia dan di Surga-Nya, dan perbuatan
buruk kita menyengsarakan kita berlipat-lipat di dunia dan terancam dihantam siksa
neraka-Nya?
Dan sadarilah mulai saat ini atau beberapa saat lagi...