Sabtu, 14 Desember 2013

Bahaya Lagu dan Pemberitaan Media Massa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kali ini saya akan menjabarkan sedikit yang saya ketahui tentang bahaya yang ditimbulkan dari lagu dan pemberitaan media massa. Judul materi ini sedikit berubah dari rencana saya sebelumnya. Yah namanya juga rencana.. Bisa berubah sesuai kebutuhan.

Lagu-lagu dan pemberitaan media massa merupakan hal yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Bahkan mungkin kalau sehari saja tidak ada lagu-lagu dan pemberitaan, pastinya akan menimbulkan "kehebohan" baik di pihak media maupun masyarakat. 

Nah, bahayanya adalah lagu dan pemberitaan tersebut selalu diulang-ulang. Ini sangat memungkinkan hal-hal tersebut masuk dan tertanam kuat di dalam pikiran bawah sadar masyarakat. Kalau lagu-lagu dan pemberitaannya bersifat positif gak masalah. Nah, sayangnya kita jarang sekali mendapatkan hal positif itu dari media.

Lagu-lagu yang bernuansa "galau", "cinta-cintaan", bahkan menggunakan kata-kata "bunuh-membunuh" bahkan banyak juga yang berbau syirik. Saya rasa tidak perlu dijelaskan lagunya siapa dan yang seperti apa. Sebenarnya dalam Islam ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, sebagian mengharamkan, sebagian memakruhkan, dan sebagian lagi membolehkan dengan syarat lagu tersebut tidak mengandung kesyirikan. Memang sih kita tahu hukumnya seperti itu, namun sebagai manusia biasa, kita tidak bisa menghindarinya. Maka dari itu akui saja, jangan melawan kalau kita masih senang dengan lagu-lagu tersebut, namun usahakan menguranginya.

Bagaimana dengan media saat ini. Yaa tau sendiri lah... cukup parah... Bahkan media seperti memiliki motto "Bad news is the good news". Berita keburukan orang lain akan menjadi kabar baik bagi media karena pastinya menguntungkan mereka. Apalagi infotainment yang beritanya "gak nggenah blas", hehe...

Dalam sudut pandang Fisika Quantum, seperti yang sudah saya tuliskan di catatan sebelumnya yang berjudul "Mengenal Vibrasi Pikiran Negatif (Force) dan Pikiran Positif (Power)" bahwa sesuatu yang diberikan attention secara terus menerus akan membentuk realita. Ini didasarkan dari double slit experiment untuk menguji bahwa cahaya memiliki sifat dualitas yaitu bersifat partikel dan gelombang yang dilakukan oleh Young (temen-temen yang pernah jadi anak SMA kelas 12 IPA pasti tahu). Ada sebuah keanehan yang terjadi pada percobaan tersebut. Ketika si pengamat memfokuskan penelitian pada salah satu celah yang di tembakkan sinar laser, partikel-partikel cahaya tersebut menjadi cenderung masuk di celah yang difokuskan tersebut. Aneh bukan?

Hal tersebut yang dikenal oleh para ilmuwan sebagai Observer Effect. Yaitu sesuatu yang sedang diamati akan cenderung berhenti atau seperti mengendap. Tidak heran banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa atom tidak akan ketemu kalau tidak diamati, pergerakan atom juga tidak akan diketahui jika tidak diamati.

Dalam sudut pandang Psikologi, sesuatu yang diulang-ulang terus menerus akan merubah pola pikir. Bahkan saya juga pernah membaca di sebuah artikel bahwa untuk menjadikan kebiasaan dibutuhkan waktu 21 hari mengulang-ulang suatu hal atau kegiatan yang sama.

Nah ini juga berlaku untuk lagu-lagu dan pemberitaan yang saat ini tidak mungkin tidak mendapatkan banyak attention dan selalu diulang-ulang di media. Secara teori, hal itu yang mengarahkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Kita ambil contoh saja pemberitaan kasus korupsi, kecelakaan pesawat, Tugu Tani, penyiraman air keras, dll. Setelah hal tersebut diberitakan terus-menerus apa yang terjadi ? Ternyata setelahnya kejadian yang sama terus menerus terulang juga. Tidak heran betapa kacaunya masyarakat kita.

Contoh lain bisa kita lihat dari pelantun lagu "Alamat Palsu", bagaimana hidupnya benar-benar dipertemukan dengan "kepalsuan". Kita bisa lihat dengan penyanyi-penyanyi yang lain, bagaimana hidupnya mirip-mirip seperti lirik lagu-lagu yang mereka populerkan. Makanya saya beberapa waktu yang lalu sempat nge-tweet "Ngeri sama lagunya geisha". Teman-teman pasti bisa tahu apa yang saya maksud dan menebak-nebak apa yang terjadi ke depannya. Lagu kok minta di buat lupa ingatan, jelas ngeri banget lah bagi kita yang paham soal ini. Apalagi kalo misalnya sampe lupa sama Allah. Astaghfirullah....

Begitulah Allah menciptakan semacam hukum alam, yang wajib dijaga oleh manusia yang beriman. Ketika kita dilarang berpikiran negatif, dilarang fanatik terhadap sesuatu, dilarang berlebihan, dan dilarang hal-hal yang dilarang Allah dalam agamaNya pasti ada manfaat dan rahasia yang tersembunyi di dalamnya. 

Subhanallah...
Walhamdulillah...
Wa laa ilaaha illallah...
Wallahuakbar...

Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya sampaikan, karena banyak hal lain yang harus dikerjakan jadi sekarang cukup sekian dulu. Tapi InsyaAllah akan saya lanjutkan di note-note selanjutnya. 

Nb : Di sini bukan berarti saya suka nonton infotainment lho ya. Saya cuma sedikit-sedikit tahu dan menjadikannya contoh dalam note ini supaya bisa menjelaskan ke teman-teman dengan mudah. Tapi yang jelas saya suka nonton Spongebob, Doraemon, Naruto, Tom and Jerry, dll. Hehehe...

Mohon kritik + saran teman-teman di kolom comment ya :)

Semoga bermanfaat 

Terimakasih :)

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mengenal Vibrasi Pikiran Negatif (Force) dan Pikiran Positif (Power)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh :)

Sebelumnya baca basmalah dulu ya...
Bismillahirrahmaanirahiim...

Hampir setahun saya belajar dan mempraktikkan yang saya pelajari tentang konsep "Force dan Power". Banyak manfaat yang saya dapatkan setelah Allah menunjukkan saya ilmu ini. Terutama untuk menjaga pikiran agar tetap baik. Memang manusia tidak selalu baik juga tidak selalu buruk. Tapi jika manusia selalu berusaha mengkondisikan agar tetap baik, itulah yang lebih baik.

Kita perlu tahu bahwa tubuh manusia terdiri dari sel-sel yang di dalamnya terdapat atom-atom di dalamnya lagi ada elektron dan di dalamnya lagi terdapat quanta atau istilah jamaknya quantumyang merupakan bahan dasar alam semesta ini.

Ya, kita dan alam semesta ini bahan dasarnya sama. Lalu kenapa bisa memiliki bentuk, fungsi, dan kondisi yang berbeda-beda? Jawabannya ada pada perbedaan frekuensi getaran/vibrasi. Benda-benda yang getaran/vibrasi yang sama akan membentuk bentuk dan fungsi tertentu. Misalnya, quanta yang bervibrasi A akan saling tarik menarik, berikatan, dan berkumpul denganquanta lain yang berfrekuensi sama lalu membentuk organ A. Begitu juga dengan benda-benda lain di alam ini.Karena manusia adalah makhluk yang memiliki getaran/vibrasi juga, maka pikiran manusia pun sama. Bahkan pikiran manusia bersifat seperti cahaya (dalam fisika dikenal dengan sifat duality yaitu bersifat partikel dan gelombang, hasil percobaan celah ganda oleh Young). 


Pikiran manusia bisa menjadi realita karena adanya attention yang terus menerus diberikan. Karena tadi disebutkan bahwa quanta yang getaran/vibrasinya sama akan saling menarik, mengikat, dan berkumpul membentuk sesuatu yang nyata. Nah karena alasan inilah kita perlu mengenal Force dan Power.

Apa itu Force?

Force adalah getaran/vibrasi pikiran yang negatif. 


Apa itu Power?

Power adalah getaran/vibrasi pikiran yang positif.


Tabel-tabel di atas merupakan tabel yang menunjukkan pikiran-pikiran mana sajakah yang disebutForce dan Power.

Dengan mengetahui hal tersebut diharapkan agar kita bisa berusaha menjaga pikiran kita supaya lebih baik. Tujuannya agar apa yang hadir dalam hidup kita ini segala sesuatunya akan baik. Keuntungannya sudah sangat jelas, di Al-Qur'an banyak sekali dijelaskan bahwa Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. 

Alhamdulillah...
Sekian sedikit sharing ilmu yang saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi diri saya dan teman-teman. Semoga bisa mengarahkan kita ke jalan yang lurus seperti yang kita mohonkan setiap hari.
Aamiin.

Mohon kritik dan sarannya kalau ada kesalahan. 

Terima kasih :)

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

Rosyiid Gede Prabowo

Belajar Menuju Allah : Doa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Allah Maha Mengabulkan, sebagai umat Islam kita wajib meyakini hal tersebut. Sangat aneh bila saat berdoa ada pertanyaan, "mungkin gak ya, doaku dikabulkan?". Pasti kita semua pernah kan? Saya pun pernah juga, hehe... Sebenarnya doa-doa kita banyak yang sudah terkabul lho.. Tapi seringkali kita tidak sadar dan terbuai kenikmatan rasa "ini kerja kerasku". Di catatan ini saya bukan bermaksud menggurui, menghakimi, maupun sok pintar. Di sini saya mencoba berbagi pengalaman dan berbagi ilmu yang saya pelajari.

Kembali ke topik doa...
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Mukmin 60 "Berdoalah kepadaKu maka Aku perkenankan bagimu". Nah ini janji dari Allah kepada kita, lalu apakah kita sudah memanfaatkan janji Allah tersebut? Perlu kita ketahui, ada satu hal yang tidak pernah dilakukan Allah, yaitu ingkar janji. Namun itu hak Allah sepenuhnya, karena Dia Sang Maha Kuasa. 

Kita flashback sejenak dan tanyakan kepada diri kita, "Berapa banyak doa kita yang sudah terkabul?". Kalau saya pribadi merasa ternyata sangat banyak doa saya yang terkabul. Nah artinya janji Allah untuk mengabulkan doa kita sangatlah nyata. Tapi yaaa itu... Kita tidak sadar akan terkabulnya doa kita. Bersyukurlah kawan, rasakan dan jiwai terkabulnya doa tersebut. Kita akan menemukan perasaan syukur yang luar biasa dari hati kita.

Oh iya, tapi pernah gak kita merasa "Kok doa saya tidak/belum/lama sekali dikabulkan ya?". Kalau begini apa masalahnya? Masalahnya ada pada diri kita, saya, kita yang berdoa.
Dalam dunia pengembangan diri yang saya pelajari, ada yang disebut vibrasi atau getaran pikiran dan perasaan. Nah vibrasi ini terbagi menjadi dua yaitu Force (Getaran Pikiran Negatif) dan Power (Getaran pikiran Positif). 



Tabel di atas menjelaskan frekuensi energi pikiran yang positif dan negatif. Semua orang pasti pernah mengalami perasaan atau emosi seperti yang tertulis di tabel tersebut.

Nah bisa kita lihat pada tabel Force, di sana ada level keinginan dan emosinya yaitu keinginan yang kuat akan sesuatu. Nah di sini masalahnya. Kita memang sudah berdoa dan Allah berjanji akan mengabulkan. Akan tetapi jiwa kita, emosi kita menunjukkan keinginan yang sangat kuat. Kita sangat ingin doa itu terkabul dan lupa memasrahkannya pada Allah. Ini yang terkadang menjebak kita, maka dari itu lepaskan diri kita dari "kemelekatan" dengan keinginan kita. Percayalah bahwa kekuatan pasrah kepada Allah jauh lebih mendekatkan kepada terkabulnya doa kita.

Selain itu, kita juga butuh "jeda". Jeda yang dimaksud adalah berhenti sejenak dan lupakan keinginan tersebut, ini juga termasuk memasrahkan kepada Allah. Man jeda wa jadaa, hehe nyeleneh banget. 

Logika jeda itu begini, misalkan kita meminta tolong kepada teman kita supaya keinginan kita tercapai. Tiap hari kita ejar teman kita tersebut dan minta toloooong terus. Apa yang terjadi? Justru teman kita malah menjauhi kita kan? Nah seperti itu juga jika kita doa terus menerus tanpa jeda, keinginan kita justru menjauh. Namun dalam hal ini Allah Yang Maha Penyayang bukan menjauhkan kita dari keinginan kita, namun menundanya dan memberikannya pada saat yang tepat. Saat kita sudah benar-benar memasrahkan kepadaNya. Sekali lagi saya perjelas, Allah Maha Mengabulkan.

Untuk memperkuat keimanan kita pada Kekuasaan Allah, berikut ini ada sedikit kutipan dari salah satu sahabat fb saya. 

"Saat banyak pesan ke inbox fb ... Banyak bbm ... Banyak sms ... Banyak pesan ke whatsapp ... Dan aku kewalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan para sahabat ... Aku spontan kagum dengan kehebatan-NYA yang selalu menjawab semua do'a ..." 
-Arif Rh- 

Maaf bila ada kesalahan, saya hanya berusaha berbagi. Kebenaran hanya milik Allah SWT.

Semoga Bermanfaat.

Terima Kasih

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh :)

Belajar Menuju Allah : Visi Akhirat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya mau sharing dikit tentang visi akhirat saya + mengajak teman-teman menetapkan visi juga. Let's go!

Sebelum ke visi akhirat, kita baca dulu kisah salah seorang sahabat nabi yang bernama Ukasyah berikut.

Di penghujung usianya, saat Rasulullah sudah mulai sakit-sakitan, beliau meminta kaum muslimin untuk berkumpul dalam sebuah majelis di masjid. Para sahabat berkumpul untuk memenuhi undangan nabiyullah tercinta dan bersiap-siap mendengarkan pesan apa yang akan disampaikan Rasulullah.

Rasulullah segera naik mimbar seraya berkata,"Wahai kaum muslimin, siapa yang pernah aku sakiti? Berdirilah! Balas aku sekarang! Karena aku tidak mau menerima balasan itu di akhirat." 

Rasulullah mengulang perkataan tersebut hingga tiga kali. Sebelumnya para sahabat tidak ada yang berdiri. Kemudian setelah tiga kali, berdirilah Ukasyah sembari berkata, "Ya Rasulullah, demi Allah, demi Rasulullah, demi Ayah dan Ibuku, andaikan engkau tidak berkata itu tiga kali , aku tidak akan berdiri. Tapi karena engkau tidak berhenti bertanya, aku pun memberanikan diri untuk berdiri. Ya Rasulullah, ketika Perang Badar dulu, aku berdiri di sebelahmu. Entah sengaja atau tidak tongkatmu itu mengenai tubuhku. Sakit, Ya Rasulullah. Maka hari ini aku ingin membalasmu dengan tongkat itu, wahai Rasulullah."  

Apa jawaban Rasulullah? “Wahai Ukasyah, jauh nian dari sikap sengajaku untuk memukulmu. Tapi bila engkau menghendaki membalas memukulku, pukullah.”

Seketika suasana majelis menjadi gaduh. Rasulullah dengan senyumnya, mengangkat tangan member tanda para sahabat berlaku tenang. Kemudian Rasulullah mengutus Bilal untuk mengambil tongkatnya di rumah Fatimah. Sesampainya di rumah Fatimah, Bilal ditanya untuk apa tongkat tersebut. Bilal menjawab, “Tongkat ini untuk memukul Rasulullah”.

Putri kecintaan Rasulullah itu menjawab, “Bukankah Rasulullah sedang sakit? Siapa yang tega mau memukul Rasulullah?.” Bilal tidak menjawab. Tongkat itu pun dibawa ke masjid lalu diserahkan kepada Rasulullah.

Rasulullah mengatakan, “Wahai Ukasyah, tongkat inilah yang aku gunakan di Perang Badar. Ambillah dan pukullah aku dengan tongkat ini.”  Rasulullah pun menyerahkannya ke tangan Ukasyah.

Suasana mulai tegang. Semua sahabat bergerak. Semua berdiri. Saat itulah, Abu Bakar dan Umar r.a. bicara, "Hai Ukasyah! kami sekarang berada di hadapanmu, pukul qishas-lah kami berdua, dan jangan sekali-kali engaku pukul Rasulullah !" Mungkin saat itu Umar meraba pedangnya. Seandainya saja, diizinkanakan aku penggal kepala orang yang menyakiti Rasulullah. Rasulullah menahan dua sahabatnya. Berkata sang pemimpin yang dicintai ini: "Duhai sahabatku, duduklah kalian berdua, Allah telah mengetahui kedudukan kamu berdua!" 

Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Tholib sambil berkata. Kali ini lebih garang dari sahabat Abu Bakar : "Hai Ukasyah! Aku ini sekarang masih hidup di hadapan Nabi SAW. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan qishas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qishaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku dengan tangan engkau sendiri!" 

Ali tampil ke muka. Memberikan punggungnya dan jiwa serta cintanya buat orang yang dicintainya. Subhanallah, dia tak rela sang Rasul disakiti. Ia merelakan berkorban nyawa untuk sang pemimpin. Nabi pun menahan. "Allah swt telah tahu kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali!" Ali surut, bergantianlah kemudian tampil dua kakak beradik, Hasan dan Husein. "Hai Ukasyah! Bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, dan qishaslah kami dan itu berarti sama juga dengan mengqishas Rasulullah sendiri!" Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya itu dengan berkata. Duduklah kalian berdua, duhai penyejuk mataku." 

Dan akhirnya Nabi berkata: “Hai Ukasyah! pukullah aku jika engkau berhasrat mengambil qishas!" "Ya Rasulullah! sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak lekat kain di badanku," Kata Ukasyah.

Separuh dari para sahabat yang berada dalam majelis tersebut berteriak tak kuasa menahan tangis mereka, “Ya Rasulullaaaah….” Sebagian lagi berteriak, “Ya Ukasyaaah… tega-teganya engkau, Ya Ukasyaaah.”

Rasulullah mengikuti keinginan Ukasyah. Beliau kemudian menanggalkan jubahnya sehingga terlihat bagian punggung dan dada beliau.

Seolah tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, Ukasyah meletakkan tongkat dan memeluk Rasulullah erat-erat. Sambil menangis, ia berkata, “Wahai Rasulullah, mana mungkin aku tega memukulmu? Aku hanya ingin tubuh yang hina ini bersamamu di akhirat, wahai Rasulullah.”

Setelah mendengar Ukasyah, Rasulullah bersabda, “Barang siapa ingin melihat calon penghuni surge, lihatlah orang ini.”

Para sahabat ikut terharu. Setelah itu, Ukasyah dan para sahabat langsung pulang ke rumah masing-masing. Rasul pun demikian. Sesampainya di rumah, beliau mengalami sakit keras yang mengantarkannya pada keperihan momen sakaratul maut. Rasulullah berkata, “Ya Allah… sakit nian sakaratul maut ini. Aku mohon kepada-Mu, pindahkan semua rasa sakit sakaratul maut kepadaku. Janganlah umatku yang menanggungnya. Jangan umatku, Ya Allah. Ummati… Ummati… Ummati….” Dan kemudian meninggallah Rasulullah.

Saya iri dengan Ukasyah, saya ingin memeluk Nabi. Setiap hari saya berdoa, “Ya Allah, aku ingin memeluk Muhammad SAW. Maka pantaskan diriku, bimbing diriku ke jalan hidup yang Engkau ridhoi, bukan jalan yang Engkau murkai.”

(Dikutip dari buku Best Seller “ON” karya Jamil Azzaini dengan beberapa perubahan)

Subhanallah :’)

Jujur waktu pertama kali membaca kutipan di atas, saya merasakan goncangan yang luar biasa di dalam hati. Entah itu haru, sedih, bahagia, sulit didefinisikan.

Irikah juga kita dengan Ukasyah? Dia dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah langsung, bahkan sempat memeluk beliau sebelum ajal menjemput Rasulullah.

Rindukah kita dengan Rasulullah? Ditengah penderitaannya merasakan 300 tusukan pedang saat sakaratul maut, beliau masih memohon untuk ditambah lagi sakitnya demi keringanan sakaratul maut untuk umatnya. MasyaAllah, beliau mengkhawatirkan kita, padahal kita belum tentu merasa ada yang mengkhawatirkan kita seperti beliau. Mana wujud kasih sayang dan terima kasih kita sebagai umatnya? Betapa hinanya kita.Astagfirullahal'adziim ;( 

Yaa Nabi Salaam ‘Alaikaa…
Yaa Rasul Salaam Salaam ‘Alaikaa…
Yaa Habiib Salam ‘Alaika…
Sholawatullaah ‘Alaika….

Setelah saya membaca kisah tersebut saya tiba-tiba merasakan suatu perasaan rindu, suatu impian, dan suatu harapan supaya suatu saat di akhirat nanti, di surga tepatnya, saya dapat memeluk Rasulullah dengan rasa rindu yang sangat dalam, rasa haru dan bahagia sekaligus. Kemudian saya membayangkan Rasulullah mengusap-usap kepala saya sambil tersenyum bangga. Entah kenapa doa, harapan dan semangat saya untuk berbuat baik dan menghidupkan sunnah-sunnah juga menjadi bertambah, ingin rasanya supaya dipantaskan oleh Allah untuk memeluk Rasulullah seperti Ukasyah di akhirat nanti dan supaya bisa merasakan betapa sayangnya Rasulullah kepada kita dengan Syafa’at dari beliau.

Inilah visi akhirat, visi yang mengarahkan kita ke jalan Allah, jalan yang lurus, jalan orang-orang yang diberi nikmat, bukan jalan yang dimurkai-Nya, dan bukan pula jalan yang sesat. Menjadikan kita hidup dengan semangat, terarah, jelas, dan cerah. Memantaskan hal-hal yang terbaik untuk kita dengan cara menjadi yang terbaik juga.

Mau? 
Mana visi akhiratmu?


Maaf bila ada kesalahan, saya hanya berusaha berbagi. Kebenaran hanya milik Allah SWT.

Semoga Bermanfaat.

Terima Kasih

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh :)