Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kali ini saya akan berbagi artikel tentang Terapi Dengan 5 Obat Hati.
Bismillahirrohmaanirrohiim,
SUMBER
Semoga bermanfaat, ;)
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kali ini saya akan berbagi artikel tentang Terapi Dengan 5 Obat Hati.
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Muhammad
Mahmud Mahmud (dalam Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2001), seorang psikolog muslim ternama membagi psikoterapi Islam dalam dua kategori.
Pertama, bersifat duniawi
berupa pendekatan dan teknik-teknik pengobatan
psikis setelah memahami psikopatologi dalam kehidupan nyata. Psikoterapi duniawi
merupakan hasil daya upaya manusia berupa teknik-teknik terapi atau
pengobatan kejiwaan yang didasarkan atas kaidah-kaidah insaniyah.
Kedua,
bersifat ukhrawi, berupa
bimbingan mengenai nilai-nilai moral, spiritual dan agama, dan
kedua model psikoterapi ini satu sama lain saling terkait.
Menurut Abdul
Mujib dan Jusuf Mudzakir (2001) psikoterapi dalam Islam yang dapat
menyembuhkan semua aspek psikopatologi, baik yang bersifat duniawi, ukhrawi
maupun penyakit manusia modern adalah sebagaimana ungkapan dari
Ali bin Abi Thalib
sebagai berikut:
Obat
hati itu ada lima macam:
1. Membaca
Al-Quran sambil mencoba memahami artinya,
2. Melakukan
shalat malam,
3. Bergaul
dengan orang yang baik atau shalih,
4. Memperbanyak
shaum atau puasa,
5. Dzikir
malam hari yang diperpanjang.
Barang
siapa yang mampu melakukan salah salah satu dari kelima macam obat hati
tersebut maka Allah akan mengabulkannya (permintaannya dengan menyembuhkan
penyakit yang diderita).
Terapi yang pertama membaca Al-Quran sambil mencoba memahami artinya
Al-Quran
dianggap sebagai terapi yang pertama dan utama, sebab di dalamnya
terdapat rahasia mengenai bagaimana menyembuhkan penyakit jiwa manusia.
Tingkat kemujarabannya sangat tergantung seberapa jauh tingkat sugesti keimanan
seseorang. Sugesti yang dimaksud dapat diraih dengan mendengar, membaca,
memahami dan merenungkan, serta melaksanakan isi kandungannya:
Dan
Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra, 71:82).
Terapi yang kedua adalah melakukan shalat malam (qiyamul lail)
.
Keampuhan
terapi shalat sunnah ini sangat terkait dengan pengamalan shalat wajib, sebab
kedudukan terapi shalat sunnah hanya menjadi suplemen bagi
terapi shalat wajib.
Adapun hikmah dari pelaksanaan shalat malam dalam hal ini shalat tahajud
adalah:
- Mendapat
kedudukan terpuji di hadapan Allah SWT.
Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai
suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu
ke
tempat yang Terpuji. (QS. Al-Israa, 71:79).
- Memiliki
kepribadian orang-orang salih yang dekat dengan Allah SWT., terhapus
dosanya dan terhindar dari perbuatan munkar.
- Jiwanya
selalu hidup sehingga mudah mendapatkan ilmu dan ketentraman dan dijanjikan
kenikmatan syurga.
- Doanya makbul,
mendapat ampunan Allah SWT., dan dilapangkan rizkinya.
- Ungkapan
rasa syukur kepada Allah SWT.
Shalat secara umum memiliki empat aspek terapeutik,
Pertama
adalah aspek olahraga, karena shalat adalah suatu proses yang menuntut
aktivitas fisik yang di dalamnya terdapat proses relaksasi.
Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam proses terapi gangguan jiwa
adalah latihan relaksasi. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
Nizami diungkap bahwa shalat menghasilkan bio energi yang
menghantarkan si pelaku dalam situasi seimbang (equilibrium).
Hasil penelitian lainnya dari Arif Wisono Adi, 1985 (dalam
Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori, 1994) menunjukan adanya
korelasi negatif yang signifikan antara keteraturan menjalankan
shalat dengan tingkat kecemasan. Makin rajin dan teratur orang
melakukan shalat maka makin rendah tingkat kecemasannya.
Kedua
adalah aspek meditasi. Shalat adalah proses yang menuntut konsentrasi
yang dalam (khusuk) dan kekhusukan dalam shalat adalah suatu
proses meditasi, yang dalam beberapa penelitian dikatakan
bahwa aktivitas meditasi dapat menghilangkan kecemasan.
Ketiga
adalah aspek auto-sugesti. Bacaan dalam pelaksanaan shalat adalah ucapan
yang dipanjatkan pada Allah. Di samping berisi pujian pada
Allah juga berisikan doa dan permohonan pada Allah agar selamat
di dunia dan di akhirat. Proses shalat pada dasarnya adalah terapi
yang tidak berbeda dengan terapi "self-hypnosis" dengan
mensugesti diri sendiri dengan mengucapkan hal-hal yang baik pada diri
sendiri agar memiliki sifat yang baik tersebut.
Keempat
adalah aspek kebersamaan. Hal ini tampak pada saat pelaksanaan shalat
berjamaah yang pada pelaksanaannya memupuk rasa
kebersamaan. Beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa perasaan
"keterasingan" dari orang lain adalah penyebab utama terjadinya
gangguan jiwa. Dengan shalat berjamaah perasaan terasing dari
orang lain itu dapat hilang.
Terapi yang ketiga adalah bergaul dengan orang salih.
Orang yang salih adalah orang yang
mampu mengintegrasikan dirinya dan mampu mengaktualisasikan potensinya
semaksimal mungkin dalam berbagai dimensi kehidupan. Jika
seseorang
dapat bergaul dengan orang salih maka nasihat-nasihat dari orang salih tersebut akan
dapat memberikan terapi bagi kelainan atau penyakit mental seseorang.
Dalam terminologi tasawuf hal ini tergambar pada seorang guru sufi atau mursyid
yang memiliki ketajaman batin terhadap kondisi penyakit muridnya.
Terapi yang keempat adalah melakukan puasa.
Maksud puasa di sini adalah menahan (imsak)
diri dari segala perbuatan yang dapat merusak citra fitri manusia.
Al-Ghazali mengemukakan bahwa hikmah berpuasa (menahan rasa lapar) adalah:
- Menjernihkan kalbu dan mempertajam pandangan akal
- Melembutkan kalbu sehingga mampu merasakan kenikmatan batin
- Menjauhkan perilaku yang hina dan sombong, yang perilaku ini sering mengakibatkan kelupaan
- Mengingatkan jiwa manusia akan cobaan dan azab Allah, sehingga sangat hati-hati di dalam memilih makanan
- Memperlemah syahwat da tertahannya nafsu amarah yang buruk
- Mengurangi tidur untuk diisi dengan berbagai aktivitas ibadah
- Mempermudah untuk selalu tekun beribadah
- Menyehatkan badan dan jiwa
- Menumbuhkan kepedulian sosial
- Menumbuhkan rasa empati
Terapi yang kelima adalah berdzikir.
Dalam arti
sempit zikir berarti menyebut asma-asma agung dalam
berbagai kesempatan. Sedangkan dalam arti yang luas, zikir mencakup
pengertian mengingat segala keagungan dan kasih sayang Allah SWT. yang
telah diberikan kepada kita, sambil mentaati segala perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang
untuk mengingat, menyebut dan mereduksi kembali hal-hal yang tersembunyi
dalam hatinya. Zikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang
membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah SWT., semata
sehingga zikir mampu memberi sugesti penyembuhannya, melakukan
zikir sama nilainya dengan terapi relaksasi.
”(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi
tenteram. (QS. Ar-Ra'd, 13:28)”.
SUMBER
Semoga bermanfaat, ;)
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.